Pengertian Dasar: Istilah Hard Fork Dalam Blockchain

KRIPTOWEB3.ID - Hard fork dalam konteks blockchain merujuk pada jenis fork di mana perubahan aturan atau protokol yang diterapkan tidak kompatibel dengan versi sebelumnya dari blockchain.

Apa Itu Hard Fork?

Hard fork adalah jenis fork pada jaringan blockchain di mana perubahan aturan atau protokol tidak kompatibel dengan versi sebelumnya. Ini mengakibatkan pemisahan permanen dalam jaringan, menciptakan dua versi yang tidak dapat berinteraksi satu sama lain.

Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan pandangan dalam komunitas, perubahan besar dalam protokol, atau tujuan untuk meningkatkan fungsionalitas jaringan. Hard fork sering menghasilkan blockchain baru dengan aturan yang berbeda, mempengaruhi pemegang aset kripto dan memisahkan operasi blockchain.

Ilustrasi gambar Hard Fork pada Blockchain

Hard fork menghasilkan pemisahan permanen dalam jaringan, menciptakan dua versi yang berbeda yang tidak saling berinteraksi. Ini terjadi ketika aturan baru yang diperkenalkan lebih longgar atau berbeda secara fundamental dengan aturan yang sudah ada, sehingga node yang menjalankan versi lama tidak dapat mengenali atau berinteraksi dengan versi baru dari blockchain.

Baca Juga: Pengertian Dasar Tentang Soft Fork 

Contohnya adalah hard fork yang menghasilkan Bitcoin Cash (BCH) dari Bitcoin, di mana perubahan ukuran blok menjadi 8 MB dilakukan untuk meningkatkan kapasitas transaksi.

Cara Kerja Hard Fork dan Pengaruhnya

Hard fork terjadi ketika ada perubahan besar pada aturan atau protokol jaringan blockchain yang tidak kompatibel dengan versi sebelumnya. Cara kerjanya adalah dengan memisahkan blockchain menjadi dua versi yang berbeda dan tidak dapat saling berinteraksi. Ini berdampak pada jaringan dari berbagai aspek:

  1. Pemisahan Jaringan: Hard fork menghasilkan dua blockchain yang terpisah. Node yang menjalankan versi lama tidak mengenali atau berinteraksi dengan versi baru, menyebabkan pemisahan permanen dalam jaringan.

  2. Pembagian Aset Kripto: Setelah hard fork, aset kripto yang ada dapat terbagi menjadi dua. Misalnya, saat Bitcoin Cash (BCH) tercipta dari hard fork Bitcoin (BTC), pemegang Bitcoin mendapatkan jumlah yang sama dari kedua aset tersebut.

  3. Perubahan Aturan dan Protokol: Hard fork membawa perubahan besar dalam aturan jaringan. Ini bisa mencakup perubahan dalam ukuran blok, algoritma konsensus, atau aturan lainnya yang memengaruhi cara jaringan beroperasi.

  4. Pengaruh pada Mining dan Konsensus: Hard fork dapat mempengaruhi penambang atau validator yang harus beralih ke versi baru dari perangkat keras atau perangkat lunak untuk mendukung jaringan yang terpisah.

  5. Ketidakpastian Pasar: Hard fork sering kali memicu ketidakpastian di pasar kripto. Dua versi blockchain yang berbeda dapat mempengaruhi harga dan perdagangan aset kripto.

Hard fork adalah peristiwa besar yang mengakibatkan pemisahan permanen dalam jaringan. Ini dapat mempengaruhi pemegang aset, infrastruktur, dan arah evolusi ekosistem dan jaringan blockchain secara keseluruhan.

Baca Juga: Pengertian Dasar Tentang Fork pada Blockchain 

Alasan Yang Melatarbelakangi Hard fork

Ada beberapa alasan utama yang dapat melatarbelakangi terjadinya hard fork dalam sebuah jaringan blockchain:

  1. Perbedaan Pendapat: Komunitas atau pengembang blockchain bisa memiliki pandangan berbeda mengenai arah perkembangan yang seharusnya diambil oleh jaringan. Perbedaan ini bisa mencakup aspek teknis, kebijakan, skalabilitas, atau fitur-fitur tertentu.

  2. Perubahan Fundamental: Terkadang, perubahan mendasar dalam protokol atau aturan jaringan dianggap penting untuk meningkatkan fungsionalitas, keamanan, atau skalabilitas blockchain. Jika komunitas tidak setuju dengan perubahan tersebut, hal ini bisa menyebabkan hard fork.

  3. Skalabilitas: Hard fork juga dapat dipicu oleh masalah skalabilitas, di mana jaringan tidak dapat menangani volume transaksi yang terus meningkat. Sebuah hard fork bisa diusulkan untuk meningkatkan kapasitas transaksi dan mengurangi kemacetan jaringan.

  4. Pembaharuan Teknologi: Terkadang, pengembang ingin memperkenalkan teknologi baru atau fitur yang tidak dapat diimplementasikan tanpa melakukan perubahan pada protokol yang signifikan. Inovasi-inovasi ini bisa menjadi alasan untuk melakukan hard fork.

  5. Kepentingan Ekonomi: Dalam beberapa kasus, hard fork bisa terjadi karena tujuan ekonomi, misalnya, untuk membuat model bisnis yang lebih berbeda atau memberikan keuntungan bagi pemegang mata uang kripto tertentu.

  6. Ketidaksepakatan: Pada level komunitas atau antara pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan, ketidaksepakatan dalam menjalankan jaringan bisa memicu perpecahan yang berujung pada hard fork.

Kombinasi dari faktor-faktor ini atau faktor-faktor lainnya bisa menjadi pemicu utama di balik keputusan untuk melakukan hard fork dalam jaringan blockchain.

Baca Juga: Pengertian Dasar Tentang Smart Contracts 

Perbedaan Hard Fork, Soft Fork dan Halving Pada Bitcoin

Perbedaan antara hard fork, soft fork, dan halving dalam konteks jaringan Bitcoin adalah sebagai berikut:

  1. Hard Fork: Hard fork adalah jenis fork di mana perubahan aturan atau protokol yang diterapkan tidak kompatibel dengan versi sebelumnya. Ini menghasilkan pemisahan permanen dalam jaringan, menciptakan dua blockchain yang berbeda dan tidak saling berinteraksi. Contohnya adalah hard fork yang menghasilkan Bitcoin Cash (BCH) dari Bitcoin (BTC) dan lainnya.

  2. Soft Fork: Soft fork terjadi ketika perubahan aturan atau protokol yang diterapkan masih kompatibel dengan versi sebelumnya. Dalam soft fork, aturan baru yang diterapkan lebih restriktif atau konservatif daripada aturan sebelumnya. Ini memungkinkan node yang menjalankan versi lama untuk tetap beroperasi tanpa perlu melakukan pembaruan. Contohnya adalah implementasi Segregated Witness (SegWit) pada jaringan Bitcoin.

  3. Halving: Bitcoin Halving adalah peristiwa di mana imbalan bagi para penambang Bitcoin dibelah menjadi separuh. Ini terjadi secara berkala dan telah diprogram ke dalam protokol Bitcoin. Setiap empat tahun sekali (sekitar setiap 210.000 blok), imbalan blok untuk penambangan baru dipangkas menjadi separuh dari sebelumnya. Ini bertujuan untuk mengendalikan pasokan Bitcoin yang ada, sehingga membuatnya semakin langka seiring waktu.

Ketiga konsep tersebut berbeda dalam cara mereka mempengaruhi jaringan Bitcoin. Hard fork dan soft fork merupakan perubahan pada protokol, sementara halving adalah mekanisme pengurangan imbalan bagi para penambang dan mempengaruhi pasokan Bitcoin yang ada.

Baca Juga: Pengertian Dasar Tentang DeFi Pada Kripto 

Kelebihan dan Kelemahannya Hard Fork

Hard fork memiliki potensi untuk membawa inovasi dan perbaikan signifikan dalam jaringan blockchain, tetapi juga membawa risiko pemisahan dan ketidakpastian.

Kelebihan Hard Fork

  1. Inovasi Teknologi Baru: Hard fork memungkinkan pengenalan teknologi baru atau fitur yang tidak bisa diimplementasikan tanpa perubahan signifikan dalam protokol blockchain.
  2. Peningkatan Fungsionalitas: Memungkinkan peningkatan fungsionalitas, keamanan, atau kapasitas transaksi jaringan blockchain.
  3. Penyelesaian Perselisihan: Dalam beberapa kasus, hard fork bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan perselisihan di antara komunitas atau pengembang mengenai arah yang seharusnya diambil oleh blockchain.
  4. Kekuatan Baru bagi Pengguna: Membuat pilihan baru bagi pengguna atau investor untuk memilih versi blockchain yang lebih cocok dengan preferensi atau tujuan mereka.

Kelemahan-kelemahan Hard Fork

  1. Pemisahan Jaringan: Hard fork mengakibatkan pemisahan permanen dalam jaringan, menciptakan dua versi yang tidak kompatibel. Ini dapat memecah kesolidan komunitas, membingungkan pengguna, dan menghasilkan ketidakpastian.
  2. Ketidakpastian Pasar: Dapat menyebabkan volatilitas harga aset kripto dan ketidakpastian di pasar, karena pemegang aset harus memilih antara versi blockchain yang berbeda.
  3. Kompleksitas Pengembangan: Dapat menyulitkan pengembang dalam memelihara atau mengembangkan aplikasi yang kompatibel dengan kedua versi blockchain.
  4. Kesulitan Konsensus: Terkadang sulit untuk mencapai konsensus di antara komunitas, yang bisa memicu perselisihan dan mempengaruhi stabilitas jaringan.

Keputusan untuk melakukan hard fork mungkin perlu ada pertimbangkan secara hati-hati karena dampaknya yang cukup besar terhadap komunitas, pengguna, dan ekosistem berikut adalah beberapa poin yang mungkin Menjadi Alasan Kelebihan dn Kelemahannya:

Baca Juga: Pengertian Dasar Tentang DApps

Kesimpulan

Hard fork adalah jenis fork pada jaringan blockchain di mana terjadi perubahan aturan atau protokol yang tidak kompatibel dengan versi sebelumnya. Ini menghasilkan pemisahan permanen dalam jaringan, menciptakan dua versi yang tidak dapat berinteraksi satu sama lain.

Hard fork dapat disebabkan oleh perbedaan pendapat dalam komunitas, perubahan besar dalam protokol, atau upaya untuk meningkatkan fungsionalitas jaringan. Meskipun membawa potensi inovasi dan perbaikan, hard fork juga membawa risiko pemisahan, ketidakpastian pasar, serta kompleksitas pengembangan.

Keputusan untuk melakukan hard fork perlu dipertimbangkan secara hati-hati karena dampaknya yang signifikan terhadap komunitas, pengguna, dan ekosistem blockchain.

Joko
Joko Belajar mencintai alam sekitar tanpa merusaknya. Semua sudah disediakan oleh alam, dari alam kembali ke alam - Mari kita rawat alam ini.